POKOK AJARAN ISLAM

Pokok ajaran Islam ada 3, yaitu:

1. Iman, 
2. Islam dan 
3. Ihsan.

(1) ISLAM

Islam adalah menjalankan syari’at Nabi Muhammad saw dengan anggota dzahir (anggota badan) kita, dengan cara mengikuti apa yang dijalankannya dan taat terhadao apa yang diperintahkannya.
 

Rukun Islam itu ada lima yaitu :

1. Syahadat

Bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Allah dan nabi Muhammad utusan Allah.
Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, artinya kita meyakini Allah itu ada. Kita juga yakin Allah itu Satu dan Tidak ada Tuhan selain Allah.
 
Kita harus mengenal siapa itu Allah .Apa itu sifat-sifat Allah . Kita juga harus memahami nama-nama Allah yang baik dalam Asma’ul Husna.
Kita hanya menyembah Allah saja. Tidak menyembah yang lainnya seperti keris, bendera, negara, dan sebagainya. Semua itu makhluk Allah yang fana/akan musnah.
Kita juga harus mentaati Allah di atas yang lainnya. Jangan sampai Allah memerintahkan hukum qishash bagi pembunuh, kita justru mengabaikannya. Malah menjalankan hukum lain buatan manusia seperti dari penjajahan Belanda yang dipengaruhi kaum Yahudi dan Nasrani.
Kita juga harus meminta, memohon, dan berdoa kepada Allah saja. Bukan kepada yang lain. Tidak pantas seorang Muslim meminta kekayaan, jabatan, kesaktian, dsb ke dukun, orang pintar, paranormal, dan sebagainya. Meski awalnya mereka mungkin dapat apa yang diminta, namun siksa neraka yang pedih menanti mereka karena meminta kepada selain Allah. Kita wajib menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah yang tercantum dalam Al Qur’an.
Mengakui Nabi Muhammad sebagai utusan Allah juga artinya meski Allah menurunkan banyak Nabi, namun Nabi yang kita ikuti hanya Nabi Muhammad. Ada pun Nabi-Nabi lainnya, hanya ajarannya yang tercantum dalam Al Qur’an saja yang bisa kita ikuti. Ada pun diluar itu, sudah diselewengkan oleh para pengikutnya. Sudah tidak murni lagi.
Kita mengikuti perintah-perintah Nabi kita dengan mempelajari sunnah/hadits Nabi. Kita juga harus meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah nabi yang terakhir dan tidak ada Nabi sesudahnya.
 

2. Shalat

Mendirikan shalat lima waktu. Shalat adalah tiang agama. 
Siapa yang tidak mengerjakannya berarti dia meruntuhkan agama.
“Shalat adalah tiang agama, barang siapa yang mengerjakannya berarti ia menegakkan agama, dan barang siapa meninggalkannya berarti ia meruntuhkan agama” (HR. Baihaqi)
Pembeda antara orang muslim dengan kafir adalah shalat. Barang siapa tidak shalat berarti dia kafir:
“Batas antara seorang muslim dengan kemusyrikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim)
“Perjanjian antara kita dan mereka adalah shalat, maka barangsiapa yang meninggalkan shalat berarti ia kafir.” (HR. Ahmad 5/346, At-Tirmidzi no. 2621, Ibnu Majah no. 1079)
Amal yang pertama dihisab adalah shalat. Begitu dia tidak shalat, meski puasa, zakat, haji, rajin sedekah, dia langsung dimasukkan ke neraka: ”Amal yang pertama kali akan dihisab untuk seseorang hamba nanti pada hari kiamat ialah shalat, maka apabila shalatnya baik (lengkap), maka baiklah seluruh amalnya yang lain, dan jika shalatnya itu rusak (kurang lengkap) maka rusaklah segala amalan yang lain (Thabrani)
Orang yang tidak mengerjakan shalat disiksa di neraka:
“Apakah yang memasukkan kalian ke dalam neraka Saqar?” Mereka menjawab, “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat….” (Al-Muddatstsir: 42-43)
 

3. mengeluarkan Zakat.

Secara harfiah Zakat berarti “Tumbuh”, “Berkembang”, “Menyucikan” atau “Membersihkan”. Zakat artinya memberikan sebagian kekayaan untuk orang yang berhak menerimanya (mustahiq) jika sudah mencapai nisab (jumlah kekayaan minimal) dan haul (batas waktu) zakat.
Mencapai haul artinya harta tersebut sudah dimiliki selama setahun. Berlaku bagi ternak, harta simpanan dan perniagaan. Sedangkan hasil pertanian, buah-buahan dan rikaz (barang temuan) tidak ada syarat haul. Begitu dapat langsung dizakati.
Juga mengeluarkan zakat fitrah yaitu zakat yang diwajibkan kepada setiap muslim sebagai santunan kepada orang-orang miskin, tanda berakhirnya bulan Ramadhan sebagai pembersih dari hal-hal yang mengotori puasa.
Kewajiban membayar zakat fitrah bersamaan dengan disyariatkan puasa Ramadhan, yaitu pada tahun kedua Hijriyah. Kewajiban membayar zakat fitrah dibebankan kepada setiap muslim dan muslimah, baligh atau belum, kaya atau tidak, dengan ketentuan bahwa ia masih hidup pada malam hari raya dan memiliki kelebihan dari kebutuhan pokoknya untuk sehari.
 

4. berpuasa di bulan Romadhan.

Berpuasa adalah menahan hawa nafsu berupa tidak melakukan makan, minum dan perbuatan terlarang lainnya dari sejak Adzan Subuh hingga Adzan Maghrib. Sebagian fa’idahnya adalah untuk mengendalikan hawa nafsu kita.
 

5. berhaji ke Baitullah bagi orang yg mampu akan perjalanannya.

Haji menurut pengertian Syara` ialah mengunjungi ka`bah untuk mengerjakan sebuah ibadah yang telah ditetapkan ketentuan-ketentuannya demi memenuhi panggilan Allah swt dan mengharap ridha-Nya.
Haji ke Baitullah setiap tahun adalah fardhu kifayah bagi ummat Islam seluruhnya. Wajib bagi setiap muslim yang terpenuhi olehnya syarat-syarat wajibnya haji sekali seumur hidupnya. Lebih dari sekali hukumnya sunnat.

(2) IMAN

Iman adalah kepercayan hati kita pada apa yang telah difirmankan Allah swt kepada Nabi Muhammad saw (kalamullah) dan yang disabdakan oleh Nabi Muhammad saw sendiri (hadits).

Rukun Iman ada enam, yaitu :

1. Beriman kepada Allah

Artinya kita meyakini adanya Allah dan tidak ada Tuhan selain Allah.

2. Beriman kepada Malaikat-Malaikat Allah.

Kita yakin bahwa Malaikat adalah hamba Allah yang selalu patuh pada perintah Allah

3. Beriman kepada Kitab-Kitab Allah.

Kita yakin bahwa Allah telah menurunkan Taurat kepada Musa, Zabur kepada Daud, Injil kepada Isa, dan Al Qur’an kepada Nabi Muhammad. Namun kita harus yakin juga bahwa semua kitab-kitab suci di atas (Taurat, Injil dan Zabur) telah dirubah oleh manusia sehingga Allah menurunkan Al Qur’an yang dijaga kesuciannya sebagai pedoman hingga hari kiamat nanti.

4. Beriman kepada Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul.

Rasul/Nabi merupakan manusia yang terbaik yang pantas dijadikan suri teladan yang diutus Allah untuk menyeru manusia ke jalan Allah. Ada 25 Nabi yang disebut dalam Al Qur’an yang wajib kita imani di antaranya Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad.

5. Beriman kepada Hari Akhirat (Kiamat/Akhirat).

Kita harus yakin bahwa dunia ini fana. Suatu saat akan tiba hari Kiamat. Pada saat itu manusia akan dihisab. Orang yang beriman dan beramal saleh masuk ke surga. Orang yang kafir masuk neraka. Selain kiamat besar kita juga harus yakin akan kiamat kecil yaitu mati. Setiap orang pasti mati. Untuk itu kita harus selalu hati-hati dalam bertindak.

6. Beriman kepada qadha’ dan qadar yang baik atau pun yang buruk.

Meski manusia wajib berusaha dan berdoa, namun apa pun hasilnya kita harus menerima dan mensyukurinya sebagai takdir dari Allah.
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri” [Al Hadiid 22-23]
“Katakanlah: “Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika Dia menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?” [Al Ahzab 17]
IHSAN
Ihsan adalah kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, dan jika kamu tidak merasa begitu, ketahuilah bahwa Dia melihat-Mu (Hadits)
Dengan adanya rasa dilihat, diawasi dan diperhatikan oleh Allah, seseorang dengan sendirinya akan memperbagus dan memperbaiki ibadahnya. Ibarat seorang pembantu yang bekerja dengan serius, telaten, dan rapi karena merasa diawasi majikannya. Berbeda jika tidak adanya perasaan demikian, tentu akan membuat seseorang bermalas-malasan dan tidak sungguh-sungguh dalam melakukan pekerjaan.
Ihsan adalah cara bagaimana seharusnya kita beribadah kepada Allah.
Cara ini akan membawa ibadah kita ke maqam (tingkat) yang lebih dekat kepada Allah dengan perasaan penuh harap, takut, khusyu’, ridlo dan ikhlas kepada Allah. Perasaan tersebut menjadikan ibadah yang kita lakukan tidak hanya sekadar menjadi kewajiban, tetapi merupakan kebutuhan jiwa dalam penghambaan diri kepada Allah.
Ihsan ini harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga jika kita berbuat baik, maka perbuatan itu selalu kita niatkan untuk Allah. Sebaliknya jika terbersit niat kita untuk berbuat keburukan, kita tidak mengerjakannya karena Ihsan tadi.

(3) IHSAN  

Ihsan terbagi menjadi dua macam:

1. Ihsan di dalam beribadah kepada Sang Pencipta.

Ihsan di dalam beribadah kepada pencipta memiliki dua tingkatan :
Tingkatan pertama
Kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya , ini adalah ibadah dari seseorang yang mengharapkan rahmat dan ampunan-Nya. Nama lain dari perbuatan ini disebut Maqam al-Musyahadah ( ﻣﻘﺎﻡ ﺍﻟﻤﺸﺎﻫﺪﺓ ‏) . ‏Dan keadaan ini merupakan tingkatan ihsan yang paling tinggi, karena dia berangkat dari sikap membutuhkan, harapan dan kerinduan. Dia menuju dan berupaya mendekatkan diri kepada-Nya. Sikap seperti ini membuat hatinya terang-benderang dengan cahaya iman dan merefleksikan pengetahuan hati menjadi ilmu pengetahuan, sehingga yang abstrak menjadi nyata.
Tingkatan kedua
Jika kamu tidak mampu beribadah seakan-akan kamu melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu, dan ini ibadah dari seseorang yang lari dari adzab dan siksanya. Dan hal ini lebih rendah tingkatannya daripada tingkatan yang pertama, karena sikap ihsannya didorong dari rasa diawasi, takut akan hukuman. Sehingga, dari sini, ulama berpendapat bahwa,
Barangsiapa yang beramal atas dasar seakan-akan melihat Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka dia seorang yang arif , sedang siapapun yang beramal karena merasa diawasi Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka dia seorang yang ikhlas (mukhlis ).
Maka suatu ibadah yang dibangun atas dua hal ini, puncak kecintaan dan kerendahan, maka pelakunya akan menjadi orang yang ikhlas kepada Allah. Dengan ibadah yang seperti itu seseorang tidak akan bermaksud supaya di lihat orang (riya’ ), di dengar orang (sum’ah ) maupun menginginkan pujian dari orang atas ibadahnya tersebut. Tidak peduli ibadahnya itu nampak oleh orang maupun tidak diketahui orang, sama saja kualitas kebagusan ibadahnya. Muhsinin (seseorang yang berbuat ihsan) akan selalu membaguskan ibadahnya disetiap keadaan.

2. Ihsan kepada makhluk ciptaan Allah

Ihsan kepada makhluk ciptaan Allah adalah bisa dengan harta, kedudukan, ilmu, dan badan (tenaganya)
HUBUNGAN ANTARA IMAN, ISLAM DAN IHSAN
Orang yang telah bersifat Islam, maka ia dinamakan muslim, dan orang yang bersifat Iman, maka ia dinamai orang mukmin.
Apabila seorang Islam tetapi tidak Iman, maka ia tidak akan mendapat faedah di akhirat, walapun dhahirnya Islam. Begitu juga sebaliknya, jika seorang ber-iman tetapi tidak Islam, maka ia tidak selamat dari siksa neraka.
Antara iman, islam dan ihsan di samping saling berhubungan, juga terdapat perbedaan yang merupakan ciri di antara ketiganya. Iman lebih menekankan pada segi keyakinan di dalam hati. Islam adalah sikap aktif untuk berbuat/beramal. Ihsan merupakan perwujudan dari iman dan islam, yang sekaligus merupakan cerminan dari kadar iman dan islam itu sendiri.
Maka agama yang diajarkan jibril adalah Islam, agama juga disebut Iman jika yang diamati adalah aspek batinnya. Kemudian agama baru disebut Ihsan jika aspek batin (iman) dan lahirnya (amal saleh) telah di penuhi secara utuh dan sempurna.
Untuk mempelajari ketiga pokok ajaran agama tersebut ( Islam, Iman, Ihsan) para ulama mengelompokkannya lewat 3 cabang ilmu pengetahuan.
Rukun Islam berupa praktek amal lahiriah disusun dalam ilmu Fiqh, yaitu ilmu mengenai perbuatan amal lahiriah manusia sebagai hamba Allah.
Iman dipelajari melalui ilmu Tauhid yg menjelaskan tentang pokok-pokok keyakinan.
Sedangkan untuk mempelajari ihsan sebagai tata cara beribadah adalah bagian dari ilmu akhlaq dan Tasawuf.

Posting Komentar

Selamat datang di Blog Dalil Aswaja An Nahdliyah, silahkan beri komentar di Postingan ini, berkomentarlah dengan sopan dan sesuai isi Postingan. Terimaksih
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.