Ramaikanlah pernikahan, jadikan pernikahan di masjid dan tabuhkanlah dengan terbang (HR Turmudzi, ia menilainya dlaif dan ulama yang lain juga mendlaifkannya). Namun ahli hadits al-Hafidz as-Sakhawi berkata bahwa hadits ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Ibnu Mani' dan lainnya. Dengan demikian hadits ini berstatus hasan karena diperkuat (mutaba'ah) oleh riwayat lain”. (Al-Maqashid al-Hasanah 125)
حَدِيْثُ (أَعْلِنُوْا النِّكَاحَ وَاجْعَلُوْهُ فِي الْمَسَاجِدِ وَاضْرِبُوْا عَلَيْهِ بِالدُّفِّ) التُّرْمُذِي وَضَعَّفَهُ وَابْنُ مَاجَهْ وَابْنُ مَنِيْعٍ وَغَيْرُهُمْ عَنْ عَائِشَةَ مَرْفُوْعًا بِهَذَا وَهُوَ حَسَنٌ فَرَاوِيْهِ عِنْدَ التُّرْمُذِي وَإِنْ كَانَ ضَعِيْفًا فَإِنَّهُ قَدْ تُوْبِعَ كَمَا فِي ابْنِ مَاجَهْ وَغَيْرِهِ (المقاصد الحسنة للسخاوي ص: ١٢٥)
|
Dari hadits ini ahli fikih Syafiiyah, Ibnu Hajar al-Haitami berkata :
وَفِيهِ إيمَاءٌ إلَى جَوَازِ ضَرْبِ الدُّفِّ فِي الْمَسَاجِدِ لِأَجْلِ ذَلِكَ فَعَلَى تَسْلِيمِهِ يُقَاسُ بِهِ غَيْرُهُ وَأَمَّا نَقْلُ ذَلِكَ عَنْ السَّلَفِ فَقَدْ قَالَ الْوَلِيُّ أَبُو زُرْعَةَ فِي تَحْرِيرِهِ صَحَّ عَنْ الشَّيْخِ عِزِّ الدِّينِ بْنِ عَبْدِ السَّلَامِ وَابْنِ دَقِيقِ الْعِيدِ وَهُمَا سَيِّدَا الْمُتَأَخِّرِينَ عِلْمًا وَوَرَعًا وَنَقَلَهُ بَعْضُهُمْ عَنْ الشَّيْخِ أَبِي إِسْحَاقَ الشِّيرَازِيِّ رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى وَكَفَاكَ بِهِ وَرِعًا مُجْتَهِدًا (الفتاوى الفقهية الكبرى - ج ١٠ / ص ٢٩٨)
|
“Hadits ini mengisyaratkan dibolehkannya menabuh terbang di masjid. Oleh karenanya, berdasarkan hal tersebut dapat diqiyaskan selain pernikahan. Hal tersebut disampaikan oleh ulama Salaf. Abu Zur’ah berkata dalam Tahrir bahwa kebolehan tersebut telah sah dari Syaikh Ibnu Abdi Salam dan Ibnu Daqiq al-Id, keduanya adalah pemuka ulama masa akhir secara ilmu dan wira’inya. Sebagian ulama mengutipnya dari Abu Ishaq Asy-Syairazi, beliau cukup bagimu secara wira’i dan ijtihadnya” (Fatawa al-Fiqhiyah al-Kubra 10/298).
Ulil Albab Djalaluddin
Alumni Alfalah Ploso Kediri