Pertama
(Betafakkur), memikirkan segala amal perbuatan selama hidup di dunia.
Kedua
(Memberi peringatan), ketika melihat orang meninggal sebaiknya kita merasa bahwa dia adalah gambaran kita, mau tidak mau kita pasti akan seperti itu juga.Ketiga
(Mempersiapkan diri), dengan aml-amal yang terbaik kita karena hanyalah itulah yang kita bawa, bukan harta atau kerabat.Keempat
(Berjalan di depan jenazah), ketika hendak mengantarkan jenazah ke tempat pemakaman sebaiknya berjalan di depan beranda jenazah, dengan catatan yang membawa jenazah sudah lebih dari cukup.Kelima
(Berbaik sangka kepada jenazah), kita tidak boleh berburuk sangka kepada jenazah sekalipun di masa hidupnya dia selalu melakukan perbuatan buruk, karena kita tidak mengetahui rahasia Allah, siapa tahu dibalik perbuatan jeleknya dia beristighfar lalu Allah mengampuni dosa-dosanya.Keenam
(berburuk sangka terhadap diri sendiri), artinya kita tidak boleh merasa lebih baik terhadap orang lain termasuk terhadap jenazah, walaupun kenyataannya sekarang kita lebih banyak melakukan kebaikan, namun nasib tidak ada yang tauhu. Boleh jadi kita nanti terjerumus kepada jurang kebatilan dan tidak sempat bertaubat lalu kita meninggal, maka artinya kita meninggal dalam keadaan su`ul khatimah. Na‘udzu billahi min dzalik.Sumber:
Imam Ghazali dalam kitab Mukasyafatul Qulub hlm. 308