Berbeda dengan Imam Madzhab lain (Hanafi, maliki dan Hambali) yang memang di syaratkan derajat shalat imam tidak boleh lebih rendah ketimbang shalatnya makmum
ﻭﻣﻦ ﺷﺮﻭﻁ اﻹﻣﺎﻣﺔ ﺃﻥ ﻻ ﻳﻜﻮﻥ اﻹﻣﺎﻡ ﺃﺩﻧﻰ ﺣﺎﻻ ﻣﻦ اﻟﻤﺄﻣﻮﻡ ﻓﻼ ﻳﺼﺢ اﻗﺘﺪاء ﻣﻔﺘﺮﺽ ﺑﻤﺘﻨﻔﻞ ﺇﻻ ﻋﻨﺪ اﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ |
Fiqh Alaa madzaahib Al-Arba'ah I/664
ﻭﻻ ﻳﻀﺮ اﺧﺘﻼﻑ ﻧﻴﺔ اﻻﻣﺎﻡ ﻭاﻟﻤﺂﻣﻮﻡ ﻟﻌﺪﻡ ﻓﺨﺶ اﻟﻤﺨﺎﻟﻔﺔ ﻓﻴﻬﻤﺎ.ﻓﻴﺼﺢ اﻗﺘﺪاء اﻟﻤﻔﺘﺮﺽ ﺑﺎﻟﻤﺘﻨﻔﻞ ﻭاﻟﻤﺆﺩﻯ ﺑﺎﻟﻘﺎﺿﻰ ﻭﻓﻲ ﻃﺎﻭﻳﻠﺔ ﺑﻘﺼﻴﺮﺓ ﻛﻈﻬﺮﺑﺼﺒﺢ ﻭﺑﺎﻟﻌﻜﻮﺱ ﻟﻜﻨﻪ ﻣﻜﺮﻭﻩ ﻭﻣﻊ ﺫﻟﻚ ﺗﺤﺼﻞ ﻓﻀﻴﻠﺔ اﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﻗﺎﻝ : اﻟﺴﻮﻳﻘﻰ ﻭاﻟﻜﺮاﻫﺔ ﻻتنفي اﻟﻔﻀﻴﻠﺔ |
Dan tidak bahaya perbedaan niatnya imam dan makmum dalam shalat berjamaah karena tidak adanya kenistaan ketidaksamaan didalamnya, karenanya sah makmumnya orang shalat fardhu pada imam yang shalat sunat, makmum shalat ada’ pada imam shalat qadha dan makmum shalat panjang seperti shalat dzuhur pada imam shalat pendek seperti shalat shubuh dan sebaliknya hanya saja hukumnya makruh namun masih mendapatkan fadhilah berjamaah.
Berkata as-Suwaiqi
“Kemakruhan tersebut tidak dapat menafikan fadhilah jamaah”.
[ Hasyiyah al-Baajury I/205, as-Syarqowi juz I/322 ].
Ulil Albab Jalaluddin
Alumni Al Falah Ploso Kediri