ORANG YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT


Orang yang berhak menerima Zakat Fitrah atau Mustahiq Zakat jumlahnya ada delapan asnaf atau kelompok, sebagaimana yang disebutkan dalam surat Al-Taubah ayat 60

إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ


PENJELASAN BEBERAPA ASNAF YANG SERING DIJUMPAI DI DAERAH KITA 

1. Fakir, yaitu : orang yang tidak punya harta atau punya harta apabila dibagi sisa dari umur Gholib (60 th) tidak mencapai 50% dari kebutuhan primer, atau orang yang tidak punya pekerjaan layak atau punya pekerjaan namun hasilnya tidak mencapai 50% dari kebutuhan se hari-hari. Referensi kitab : Al-Bajury hlm. 282

الفقير في الزكاة هو الذي لا مال له ولا كسب يقع موقعا من حاجته أي مطعما وملبسا ومسكنا وغيرها مما لا بد منه على ما يليق بحاله وحال ممونه لعمر الغالب


2. Miskin, yaitu : orang yang punya pekerjaan, hasilnya tidak mencukupi kebutuhan primer, atau punya harta yang apabila dihitung untuk mencukupi kebutuhan pada sisa umur Gholib (60 th) hasilnya mencapai 50 % lebih dari kebutuhan se hari-hari. Referensi kitab : I’anatut Tholibin Juz 2 hlm. 188

والمسكين: من قدر على مال أو كسب يقع موقعا من حاجته ولا يكفيه كمن يحتاج لعشرة وعنده ثمانية ولا يكفيه الكفاية السابقة، وإن ملك أكثر من نصاب


Jadi, kalau harta atau hasil dari pekerjaan sudah mencukupi kebutuhan primer, maka bukan Fakir Miskin. Termasuk orang-orang yang kebutuhannya tercukupi dari nafaqoh wajib, contoh : orang tua yang dicukupi anaknya, perempuan yang dicukupi suaminya dan seorang anak yang dicukupi ayahnya.

(ولو أعطاها) أي الزكاة ولو الفطرة (لكافر ...... لم يقع عن الزكاة (أو غني) وهو من له كفاية العمر الغالب على الاصح لم يقع عن الزكاة، لأن شرط الآخذ الاسلام وقيل: من له كفاية سنة , أو الكسب الحلال اللائق (أو مكفي بنفقة قريب) من أصل، أو فرع، أو زوج، بخلاف المكفي بنفقة متبرع (لم يجزئ) ذلك عن الزكاة، (قوله: وهو من له كفاية العمر الغالب) أي من عنده مال يكفيه العمر الغالب بحيث لو وزع عليه لخص كل يوم ما يكفيه


3. Amil, yaitu : orang yang diangkat Imam (Pemerintah) untuk mengumpulkan dan membagi zakat, dan setatus Amil adalah wakil dari penerima Zakat, artinya apabila orang mengeluarkan zakatnya melalui Amil, zakatnya sudah cukup (sah). Adapun panitia yang ada di masyarakat tidak termasuk Amil, panitia tersebut hanya sebagai wakil dari Muzakki (orang yang mengeluarkan Zakat), jadi Zakat yang ada di tangan panitia itu masih milik Muzakki, yang harus mereka bagikan kepada yang berhak menerima dengan cara yang benar dan tepat waktu. Referensi kitab : Hawasy Syarwani Juz 4 hlm 415

حواشي الشرواني وابن قاسم العبادي على تحفة المحتاج بشرح المنهاج ج : ٤ ص : ٤١٥ (وَ) لَهُ (الصَّرْفُ إلَى الْإِمَامِ) أَوْ السَّاعِي ; لِأَنَّهُ نَائِبُ الْمُسْتَحِقِّينَ فَيَبْرَأُ بِالدَّفْعِ لَهُ وَإِنْ قَالَ أَيْ الْإِمَامُ آخُذُهَا مِنْك وَأُنْفِقُهَا فِي الْفِسْقِ ; لِأَنَّهُ لَا يَنْعَزِلُ بِهِ . قوله: (وإن قال آخذها الخ) أي الإمام سم ونهاية أي وسواء صرفها بعد ذلك لمستحقيها أو تلفت في يده أو صرفها في مصرف آخر ولو حراماً ع ش


4. Sabilillah, yaitu : orang yang perang untuk menegakkan kalimah Allah dengan tidak mendapatkan gaji untuk dirinya maupun untuk oprasional perang, tidak ada istilah sabilil khoir dalam masalah ini. Keterangan yang menjelaskan Sabilillah ditafsiri dengan Sabilil Khoir (semua jalan kebaikan), sehingga memasukkan pembangunan masjid, mengkafani mayit, membangun benteng, sebagimana diterangkan dalam kitab Tafsir Munir, dan memasukkan orang yang mencari Ilmu Syar’i, guru madrasah, TK, guru ngaji dan lain-lain sebagaimana diterangkan dalam kitab Jawahirul Bukhori, itu semua tidak benar (salah) karena keterangan-keterangan tersebut sangat lemah (Dlo’if), bertentangangan dengan Madzahibul ‘Arba’ah (empat Madzhab) dan bahkan bertentangan dengan Ijma’ ‘Ulama’ sehingga tidak bisa dijadikan landasan hukum. Keterangan dalam kitab Tafsir Munir tertolak oleh keterangan dalam kitab Al-Mizan Al-Kubro. Sedangkan keterangan dalam kitab Jawahirul Bukhori pengarangnya tidak jelas identitasnya bahkan diduga tidak tergolong Madzahibul ‘Arba’ah.

المزان الكبرى ج ٢ ص ١٣٠ اتفق الأئمة الأربعة على أنه لا يجوز أخراج الزكاة لبناء المسجد أو تكفين الموتى

Ulil Albab Jalaluddin 
Alumni Al Falah Ploso Kediri

Posting Komentar

Selamat datang di Blog Dalil Aswaja An Nahdliyah, silahkan beri komentar di Postingan ini, berkomentarlah dengan sopan dan sesuai isi Postingan. Terimaksih
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.