AMALIAH AHLISUNNAH BERDASARKAN IJTIHAD BUKAN BID'AH


Amaliah yang telah diamalkan oleh umat Islam Ahlisunnah wal Jamaah, baik secara ubudiyah, fadlail, tradisi yang tidak bertentangan dengan Islam dan sebagainya adalah bersumber dari Ijtihad, baik dari al-Quran, Hadits, Ijma’ Ulama maupun Qiyas. Keempat sumber hukum ini berlandaskan firman Allah :

قوله : { أَطِيعُواْ الله وَأَطِيعُواْ الرسول } يدل على وجوب متابعة الكتاب والسنة . قوله : { وَأُوْلِى الأمر مِنْكُمْ } يدل عندنا على أن إجماع الأمة حجة ... { فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِى شَىْء فَرُدُّوهُ إِلَى الله والرسول } يدل عندنا على أن القياس حجة (تفسير الرازي - ج ٥ / ص ٢٤٨)


Firman Allah yang artinya: (Patuhilah Allah dan Patuhilah Rasulullah) adalah kewajiban mengikuti al-Quran dan Sunah. Firman Allah yang artinya: (Dan Ulil Amri) menunjukkan bahwa Ijma’ ulama adalah sebuah hujjah. Dan firman Allah yang artinya : (Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya) menunjukkan bagi kita bahwa Qiyas adalah sebuah hujjah” (Tafsir al-Razi Mafatih al-Ghaib 5/248) 

Dengan demikian, banyaknya amaliah Ahlisunnah yang melalui metode Qiyas, seperti mengucapkan niat, kirim pahala al-Quran dan sebagainya adalah menggunakan Qiyas yang dibenarkan dalam Islam, dan bukan bid’ah seperti yang dituduhkan sebagian kecil kelompok. 

Sedangkan yang berkaitan dengan tradisi-tradisi yang baik adalah berlandaskan atsar berikut :

عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ : مَا رَأَى الْمُسْلِمُوْنَ حَسَنًا فَهُوَ عِنْدَ اللهِ حَسَنٌ وَمَا رَآهُ الْمُسْلِمُوْنَ سَيّئًا فَهُوَ عِنْدَ اللهِ سَيِّىءٌ وَقَدْ رَأَى الصَّحَابَةُ جَمِيْعًا أَنْ يَسْتَخْلِفُوْا أَبَا بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ (رواه احمد والحاكم والطبراني والبزار . قال الذهبي قي التلخيص : صحيح وقال الهيثمي رجاله ثقات)


Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata: “Apa yang dilihat baik oleh umat Islam, maka baik pula bagi Allah. Dan apa yang dilihat buruk oleh umat Islam, maka buruk pula bagi Allah. Para sahabat kesemuanya telah berpandangan untuk mengangkat khalifah Abu Bakar” (Riwayat Ahmad, al-Hakim, al-Thabrani dan al-Bazzar. Al-Dzahabi berkata: Sahih. Al-Haitsami berkata: Para perawinya terpercata). 

Ulil Albab Djalaluddin
Alumni Alfalah Ploso Kediri

Posting Komentar

Selamat datang di Blog Dalil Aswaja An Nahdliyah, silahkan beri komentar di Postingan ini, berkomentarlah dengan sopan dan sesuai isi Postingan. Terimaksih
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.