MENDOAKAN SESAMA MUSLIM DI HARI RAYA


Dari Habib bin Umar al-Anshari bahwa bapaknya berkata: “Aku bertemu dengan Watsilah di hari raya dan aku ucapkan “Semoga Allah menerima ibadah kami dan ibadah anda” (HR al-Thabrani dalam Mujam al-Kabir). Habib dinilai majhul oleh al-Dzahabi dan disebutkan oleh Ibnu Hibban dalam kitab al-Tsiqat. Dan bapaknya tidak aku ketahui [Majma al-Zawaid, 1/354]

عَنْ حَبِيْبِ بْنِ عُمَرَ الْأَنْصَارِي قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ لَقِيْتُ وَاثِلَةَ يَوْمَ عِيْدٍ فَقُلْتُ تَقَبَّلَ اللهُ مِنًّا وَمِنْكَ. رواه الطبراني في الكبير وحبيب قال الذهبي مجهول وقد ذكره ابن حبان في الثقات وأبوه لم أعرفه


Berjabat tangan secara khusus di hari raya dan saling mendokan dengan kebaikan pada dasarnya telah diamalkan oleh sebagian umat Islam di Timur Tengah pada abad pertengahan. Misalnya yang disampaikan oleh Syaikh Abdul Hamid al-Syarwani (W. 1301 H / 1814 M):

وَعِبَارَةُ شَيْخِنَا وَتُسَنُّ التَّهْنِئَةُ بِالْعِيدِ وَنَحْوِهِ مِنْ الْعَامِ وَالشَّهْرِ عَلَى الْمُعْتَمَدِ مَعَ الْمُصَافَحَةِ إنْ اتَّحَدَ الْجِنْسُ فَلَا يُصَافِحُ الرَّجُلُ الْمَرْأَةَ وَلَا عَكْسُهُ ... وَتُسَنُّ إجَابَتُهَا بِنَحْوِ تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنْكُمْ أَحْيَاكُمْ اللَّهُ لِأَمْثَالِهِ كُلَّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ ا هـ . حواشي الشرواني - ج ٣ / ص ٥٦


Redaksi guru kami bahwa disunahkan mengucapkan selamat Hari Raya dan lainnya, dalam setahun atau sebulan, menurut pendapat yang kuat disertai berjabat tangan, jika sejenis. Maka tidak boleh laki-laki bersalaman dengan wanita dan sebaliknya. Dan disunahkan menjawabnya dengan ucapan “Semoga Allah menerima ibadah anda dan Allah memberi penghidupan kepada anda sepanjang tahun, anda dalam keadaan baik” : Hawasyi al-Syarwani, 3/56 Tidak hanya bersalaman dan mendoakan saat hari raya saja, saling berkunjung kepada kerabat dan ulama juga sudah ditemukan di abad pertengahan Islam. Hal ini terbukti dalam fatwa Imam Ibnu Hajar al-Haitami (908-973 H / 1503-1565 M) saat beliau ditanya tentang hukum mengucapkan selamat hari raya, bersalaman di hari raya dan berkunjung kepada kerabat, beliau menjawab:

وَالْمُرَادُ بِالْأَرْحَامِ الَّذِينَ يَتَأَكَّدُ بِرُّهُمْ وَتَحْرُمُ قَطِيعَتُهُمْ جَمِيعُ الْأَقَارِبِ مِنْ جِهَةِ الْأَبِ ، أَوْ الْأُمِّ وَإِنْ بَعُدُوا وَمِنْ ثَمَّ قَالَ فِي الْأَذْكَارِ يُسْتَحَبُّ اسْتِحْبَابًا مُتَأَكِّدًا زِيَارَةُ الصَّالِحِينَ وَالْإِخْوَانِ وَالْجِيرَانِ وَالْأَصْدِقَاءِ وَالْأَقَارِبِ وَإِكْرَامُهُمْ وَبِرُّهُمْ وَصِلَتُهُمْ وَضَبْطُ ذَلِكَ يَخْتَلِفُ بِاخْتِلَافِ أَحْوَالِهِمْ وَمَرَاتِبِهِمْ وَفَرَاغِهِمْ وَيَنْبَغِي أَنْ يَكُونَ زِيَارَتُهُ لَهُمْ عَلَى وَجْهٍ لَا يَكْرَهُونَهُ وَفِي وَقْتٍ يَرْضَوْنَهُ وَالْأَحَادِيثُ وَالْآثَارُ فِي هَذَا كَثِيرَةٌ مَشْهُورَةٌ ا هـ . الفتاوى الفقهية الكبرى - ج ٩ / ص ٣٨٠


Yang dimaksud dengan kerabat yang dianjurkan berbuat baik pada mereka dan haram memutus persaudaraan mereka adalah semua kerabat dari jalur bapak dan ibu, meski mereka jauh. Oleh karenanya Al-Nawawi berkata dalam al-Adzkar: Dianjurkan berkunjung kepada orang saleh, saudara, tetangga, kawan, kerabat dan memuliakan, berbuat baik dan silaturrahim. Hal ini berbeda-beda sesuai dengan keadaan mereka dan kelonggarannya. Dianjurkan untuk mengunjungi mereka dengan cara yang tidak mereka benci dan berkunjung kepada mereka pada waktu yang mereka senangi. Hadisnya banyak dan populer : Fatawa al-Fiqhiyah al-Kubra, 9/380. 

Ulil Albab Djalaluddin 
Alumni Al Falah Ploso Kediri

Posting Komentar

Selamat datang di Blog Dalil Aswaja An Nahdliyah, silahkan beri komentar di Postingan ini, berkomentarlah dengan sopan dan sesuai isi Postingan. Terimaksih
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.