DALIL TARAWIH 20 ROKAAT


Mayoritas ulama fikih, dari Hanafi, Syafii, Hanbali dan sebagian Maliki berpendapat bahwa rakaat Tarawih adalah 20 rakaat (al-Mausu’ah al-Fiqhiyah, 2/9636)

ذَهَبَ جُمْهُوْرُ الْفُقَهَاءِ - مِنَ الْحَنَفِيَّةِ وَالشَّافِعِيَّةِ وَاْلحَنَابِلَةِ وَبَعْضِ الْمَالِكِيَّةِ - إِلَى أَنَّ التَّرَاوِيْحَ عِشْرُوْنَ رَكْعَةً الموسوعة الفقهية - ج ٢ / ص ٩٧٣٦


Karena telah disepakati oleh mayoritas umat Islam selama kurun seribuan tahun lebih, maka pendapat ini lebih dipastikan kebenarannya sebagaimana jaminan Nabi shalla Allahu alaihi wa sallama, dalam hadis ini:

إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَدْ أَجَارَ أُمَّتِي أَنْ تَجْتَمِعَ عَلَى ضَلَالَةٍ : ابن أبي عاصم عن أنس


“Sesungguhnya Allah Ta’ala telah menyelamatkan umatku untuk bersepakat dalam kesesatan” (HR Ibnu Abi Ashim dari Anas, hadis hasan [Al-Jami’ Ash-Shaghir] Penetapan Tarawih 20 rakaat ini bersumber dari riwayat-riwayat 4 orang Tabiin: Said bin Yazid

عَنِ السَّائِبِ بْنِ يَزِيْدَ أَنَّهُ قَالَ أَنَّ عُمَرَ بنَ الخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ جَمَعَ النَّاسَ فِي رَمَضَانَ عَلَى أُبَيِّ بنِ كَعبٍ وَعَلَى تَمِيمٍ الدَّارِيِّ عَلَى إِحدَى وَعِشرِينَ رَكعَةً ، يَقرَؤُونَ بِالمِئِينَ ، وَيَنصَرِفُونَ عِندَ فُرُوعِ الفَجرِ


“Umar mengumpulkan umat Islam di bulan Ramadhan dengan Imam Ubay bin Ka’b dan Tamim al-Dari, dengan 21 rakaat [Dalam riwayat Ibnu Nashr berbunyi 20 rakaat]. Mereka membaca ayat-ayat ratusan. Mereka baru selesai ketika menjelang Subuh” (Riwayat al-Baihaqi dalam al-Sunan 2/496, Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf 4/260) dari Yazid bin Rauman:

عَنْ يَزِيْدَ بْنِ رَوْمَانَ قَالَ كَانَ النَّاسُ يَقُومُونَ فِي زَمَانِ عُمَرَ بنِ الخَطَّابِ فِي رَمَضَانَ بِثَلاَثٍ وَعِشْرِيْنَ رَكْعَةً


“Umat Islam di masa Umar beribadah di malam bulan Ramadhan dengan 23 rakaat” (al-Muwatha’ Malik, 1/115) dari Yahya bin Said al-Qathan:

عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيْدِ الْقَطَّانِ أَنَّ عُمَرَ بنَ الخَطَّابِ أَمَرَ رَجُلا يُصَلِّي بِهِمْ عِشْرِيْنَ رَكْعَةً


“Umar memerintahkan seseroang menjadi imam salat Tarawih dengan umat Islam sebanyak 20 rakaat” (Riwayat Ibnu Abi Syaibah, al-Mushannaf, 2/163) dari Abdul Aziz bin Rafi’ :

عَنْ عَبْدِ الْعَزِيْزِ بْنِ رَفِيْعٍ قَالَ كَانَ أُبَيُّ بنُ كَعبٍ يُصَلِّي بِالنَّاسِ فِي رَمَضَانَ بِالمَدِينَةِ عِشْرِيْنَ رَكْعَةً ، وَيُوتِرُ بِثَلاثٍ


“Ubay bin Ka’b menjadi imam Tarawih di bulan Ramadhan di Madinah sebanyak 20 rakaat dan witir 3 rakaat” (Riwayat Ibnu Abi Syaibah, al-Mushannaf, 2/163) Jika masih ada kelompok yang menggugat keabsahan Tarawih 20 rakaat, maka cukup dibantah dengan pernyataan ulama Salafi, Syaikh Abdullah Alfaqih, berikut:

وَبِمَجْمُوْعِ هَذِهِ الرِّوَايَاتِ يَتَبَيَّنُ أَنَّ الْعِشْرِيْنَ رَكْعَةً كَانَتْ هِيَ السُّنَّةَ الْغَالِبَةَ عَلَى التَّرَاوِيْحِ فِي زَمَنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، وَمِثْلُ صَلَاةِ التَّرَاوِيْحِ أَمْرٌ مَشْهُوْرٌ يَتَنَاقَلُهُ الْجَيْلُ وَعَامَّةُ النَّاسِ ، وَرِوَايَةُ يَزِيْدَ بْنِ رَوْمَانَ وَيَحْيَى الْقَطَّانِ يُعْتَبَرُ بِهِمَا وَإِنْ كَانَا لَمْ يُدْرِكَا عُمَرَ ، فَإِنَّهُمَا وَلَا شَكَّ تَلَقَّيَاهُ عَنْ مَجْمُوْعِ النَّاسِ الَّذِيْنَ أَدْرَكُوْهُمْ ، وَذَلِكَ أَمْرٌ لَا يَحْتَاجُ إِلَى رَجُلٍ يُسَنِّدُهُ ، فَإِنَّ الْمَدِيْنَةَ كُلَّهَا تُسَنِّدُهُ . فتاوى الإسلام سؤال وجواب- ج ١ / ص ٦١٨٧


Secara keseluruhan dari riwayat ini menjadi jelas bahwa 20 rakaat adalah sunat yang unggul dalam Tarawih di zaman Umar bin Khattab. Yang seperti Tarawih ini adalah hal yang populer yang diwariskan dari generasi dan mayoritas umat Islam. Riwayat Yazid bin Rauman dan Yahya Qattan adalah diterima, meski keduanya tidak menjumpai Umar. Sebab keduanya sudah tidak diragukan lagi menerima amalan ini dari sekelompok umat Islam yang menjumpai Umar dan Sahabat. Hal semacam ini tidak perlu sanad, sebab penduduk Madinah secara keseluruhan menjadi sanad Tarawih (Fatawa Al-Islam 1/6187) Para Tabiin ini membuktikan bahwa di Madinah saat itu salat Tarawih 20 rakaat. Demikian halnya di Makkah, Imam al-Tirmidzi berkata:

وَأَكْثَرُ أَهْلِ الْعِلْمِ عَلَى مَا رُوِيَ عَنْ عُمَرَ وَعَلِيٍّ وَغَيْرِهِمَا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِشْرِينَ رَكْعَةً وَهُوَ قَوْلُ الثَّوْرِيِّ وَابْنِ الْمُبَارَكِ وَالشَّافِعِيِّ . وقَالَ الشَّافِعِيُّ وَهَكَذَا أَدْرَكْتُ بِبَلَدِنَا بِمَكَّةَ يُصَلُّونَ عِشْرِينَ رَكْعَةً


“Mayoritas ulama mengikuti riwayat Umar, Ali dan sahabat Rasulullah yang lainnya sebanyak 20 rakaat. Ini adalah pendapat al-Tsauri, Abdullah bin Mubarak dan al-Syafii. Al-Syafii berkata: Seperti ini yang saya jumpai di Negeri kami Makkah. Umat Islam salat 20 rakaat” (Sunan al-Tirmidzi 3/169) 

Ulil Albab Jalaluddin 
Alumni Al Falah Ploso Kediri

Posting Komentar

Selamat datang di Blog Dalil Aswaja An Nahdliyah, silahkan beri komentar di Postingan ini, berkomentarlah dengan sopan dan sesuai isi Postingan. Terimaksih
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.